Komisi Pemilihan Umum
Kota Bogor
Kamis, 12 Agustus 2025
Tito: Keterbukan Informasi KPU Mengejutkan Saya
Administrator   03 Febuari 2015  
Tito: Keterbukan Informasi KPU Mengejutkan Saya

 

 

 

Jakarta, kpu.go.id- Komisioner Commission on Elections Republic of the Philippines (COMELEC), Luie Tito Ferrer Guia terkesan dengan teknologi yang diterapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam memberikan informasi yang luas kepada masyarakat, Jumat (30/1).

“Satu hal yang membuat saya takjub adalah fasilitas yang diberikan kepada pemilih. Dimana pemilih bisa mengetahui hasil pemilu di tiap wilayah. Saya rasa itu hal penting yang memungkinkan pemilih melakukan kalkulasinya sendiri dalam proses rekapitulasi penghitungan suara,” tuturnya.

Tito secara pribadi mengutarakan bahwa teknologi yang diterapkan dalam tiap tahapan pemilu seharusnya dapat menciptakan tranparansi yang luas, bukan untuk mengurangi tingkat transparansinya.

“Secara pribadi, kalau kita hendak menggukanan teknologi, seharusnya dapat meningkatkan transparansi, buka mengurangi aspek transparansinya. Desain teknologi yang digunakan KPU ini seharusnya bisa kami terapkan di Philipina, sehingga feature itu bisa digunakan oleh masyarakat Philipina untuk melihat hasil pemilu per wilayah,” lanjutnya.

Pertemuan antara Komisioner KPU Philipina (COMELEC) dan KPU RI tersebut membahas mengenai urgensi penggunaan sistem Information Technology (IT) dalam proses pemilu untuk mempermudah proses pemungutan dan penghitungan suara serta untuk mengurangi manipulasi perolehan suara.

Menurut Tito, penggunaan IT dalam penyelenggaraan pemilu di Philipina telah melewati proses yang panjang, tetapi kemudian Philipina memutuskan untuk menggunakan sistem tersebut walaupun mengurangi sedikit unsur tranparansi dalam prosesnya.

“Kita (Philipina) bertahun-tahun membahas hal ini sebelum mengambil keputusan. Dampak dalam penerapan sistem ini, kita seperti mengorbankan sedikit aspek transparansi, karena menyerahkan proses tabulasi kepada sebuah mesin. Tetapi itu harga yang telah kami bayar, konteks ini telah kami pertimbangkan. Itulah mengapa saya mengagumi keterbukaan informasi pemilu di Indonesia,” jelasnya.

Penggunaan sistem IT dalam pemilu, menurut Komisioner KPU RI, Hadar Nafis Gumay tidak dapat serta merta diterapkan, tetapi perlu kajian dan pemetaan persoalan sesuai dengan kebutuhan suatu negara.

“Philipina sudah memulai pada tahun 80-an, pelajaran yang perlu kita ambil, Philipina sudah memetakan persoalanya seperti apa, dan telah melalui beberapa piloting project. Ini pelajaran yang harus diambil, memetakan kendala dan memutuskan teknologi apa yang dapat merespon persoalan kita,” jelas Hadar.

Dalam pertemuan tersebut Tito juga memuji KPU yang mampu menyelenggarakan pemilu dengan baik, mengingat jumlah pemilih yang hampir mencapai 200 juta dan kondisi geografis Indonesia yang berupa kepulauan.

Atas peryataan tersebut, Komisioner KPU RI, Arief Budiman menjelaskan bahwa, keberhasilan KPU dalam Pemilu 2014 tidak lepas dari keberasilan lembaga lain dalam memberikan support kepada KPU.

“Dalam pemilu lalu, sebenarnya KPU mengalami banyak kesulitan, tetapi kami mendapatkan banyak sekali support dari lembaga-lembaga terkait, dalam distribusi logistik ke area terpencil misalnya, KPU menerima banyak bantuan dari TNI (Tentara Nasional Indonesia),” tutur Arief. (ris/red. FOTO KPU/dosen/Hupmas)

 

 

 

Infografis
Tautan
Terbaru dari Twitter
Hari ini : 21
Bulan ini : 1157
Tahun ini : 16798
Anda pengunjung ya ke - : 64915
Hubungi Kami Melalui Whatsapp
Hubungi Kami
Melaui Whatsapp