Komisi Pemilihan Umum
Kota Bogor
Kamis, 12 Agustus 2025
Mengaktualisasi Akhlak Keadilan Sosial Dalam Diri Nabi Muhammad SAW
Administrator   05 Febuari 2015  
Mengaktualisasi Akhlak Keadilan Sosial Dalam Diri Nabi Muhammad SAW

 

 

 

Jakarta, kpu.go.id- Ustadz KH. Wahfiudin Sakam, SE. MBA. dalam pengajian Hari Maulid Nabi Muhammad SAW 1436 H. di Masjid Nuruttaqwa Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menyebutkan bahwa umat islam perlu mengaktualisasikan sifat keadilan sosial yang selalu ditunjukkan oleh rasulullah semasa hidupnya, Rabu (04/2).

“Sifat rasul yang Allah SWT sendiri sebutkan dalam Quran yaitu berempati, berjuang untuk meninggikan derajat umat, dan cinta kasih, khususnya kepada orang yang beriman. Itu sifat keadilan sosial dalam diri rasul yang perlu kita aktualisasikan,” tuturnya.

Ia mengisahkan, akhlak itulah yang digunakan oleh rasullullah ketika menyatukan kaum yahudi, kaum quraisy, kaum mujahirin, dan kaum yasrib yang mendiami Kota Madinah. Atas akhlak itu pulalah kemudian rasullullah dipercaya sebagai pemimpin atas kaum-kaum tersebut.

“Di wilayah itu banyak kaum yang terlibat konflik, Nabi Muhammad, dan kaum mujahirin adalah kaum terakhir yang hijrah ke wilayah Madinah, rasul kemudian bermusyawarah dengan seluruh kaum. Lahirlah Naskah Madinah, naskah tertulis pertama didunia untuk pembentukan suatu negara. Dan atas akhlak keadilan sosial rasul, seluruh kaum di Kota Madinah setuju mengangkat Muhammad sebagai pemimpin,” kisahnya.

Karena fanatisme kesukuan itu membuat sekat-sekat dalam umat, Ustadz Wahfiudin mengingatkan jamaah Masjid Nuruttaqwa untuk tidak menonjolkan sikap fanatisme tersebut dalam pergaulan antar umat.

“Dari kisah itu rasul mengingatkan kita untuk tidak membuat sekat. Dalam hadist pun, rasul begitu membenci fanatisme ashabiyah (kesukuan) ‘bukan golongan kami siapa saja yang mengajak pada ashabiyah, bukan pula dari golongan kami orang yang berperang karena ashabiyah, dan tidak juga termasuk golongan kami orang yang wafat karena ashabiyah’, itu yang perlu kita ingat” lanjutnya.

Dalam pengajian tersebut, Ustadz Wahfiudin juga mengingatkan jamaah agar tidak terjebak dalam pemisahan beribadah secara vertikal dan horisontal. Ia mengingatkan, sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, bahwa urusan horisontal merupakan bagian dari ibadah.

“Tugas utama rasul secara vertikal adalah mengajak manusia untuk bertaqwa, sedangkan dalam urusan sesama manusia adalah untuk menegakkan keadilan. Kita jangan sampai terkecoh dengan memisahkan urusan vertikal dengan urusan horisontal. Ingat bagaimana rasul menjaga keadilan atas sesama umat. Urusan horisontal itu sebagian dari kehidupan beragama, dan keadilan itu sangat dekat dengan taqwa,” pesannya. (ris/red. FOTO KPU/dosen/Hupmas)

 

 

 

Infografis
Tautan
Terbaru dari Twitter
Hari ini : 19
Bulan ini : 1155
Tahun ini : 16796
Anda pengunjung ya ke - : 64913
Hubungi Kami Melalui Whatsapp
Hubungi Kami
Melaui Whatsapp