Purwakarta, kpu.go.id- Jiwa kepemimpinan masyarakat Sunda kadang tersisih di kancah nasional, 15% atau 37 juta orang sunda dengan Aspek Demografis, Masyarakat Suku Sunda punya aspek yang besar dalam tantangan global dan menjaga identitas bangsa masuk dalam era keterbukaan demokrasi.
Demikian diungkapkan oleh Komisioner KPU Pusat,Ferry Kurnia Rizkiansyah, dalam seminar bertema "Kepemimpinan Politik Ki Sunda” di Bale Swala Yudistira, Kantor Pemda Purwakarta, Rabu (25/02). Yang diselenggarakan oleh LPPM Universitas Purwakarta. Hadir pembicara lain Asep Samuh (Guru Besar Komunikasi UIN Bandung), H. Dadan Wildan (Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara), dan H.Oni Suwarman (Artis, Anggota DPD RI).
Menurut Ferry, bagaimana Orang Sunda bertarung dalam tantangan globalisasi, dalam kancah nasional dan terlibat dalam kepemimpinan nasional, bagaimana tradisi aspek-aspek pola kepemimpinan dengan baik dan nilai-nilai kesundaan menjadi nilai universal serta menyosialisasikan nilai-nilai sunda dan masuk dalam multikulturalisme.
“Kita juga tidak mau terkotak-kotakan jika dia Sunda dia tidak menyunda, bisa jadi dia bukan orang Sunda tapi dia bisa nyunda, kedepan bagaimana kita membangun masyarakat yang berpengetahuan dan bagaimana dalam era keterbukaan, era demokrasi dalam menghadapi tantangan tersebut,” ungkapnya.
Selain itu Ferry mengatakan bagaimana nantinya kita melihat peta politik demokrasi untuk Pilkada serentak yang akan diselenggarakan pada bulan Desember nanti, kita sebagai orang sunda harus mampu mengawal dan mengawasi proses rekrutmen di partai politik dan keterlibatan kita dalam proses pemilukada, karena subjek demokrasi adalah masyarakat, akademisi kampus, mahasiswa juga mampu membuat proses pendidikan pemilih bagi menciptakan pemilih yang cerdas.
Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara, H. Dadan Wildan,M.Hum yang juga tokoh masyarakat Sunda mengungkapkan pengaruh kepemimpinan Ki Sunda dipengaruhi oleh ajaran agama (islam), kearifan lokal (adat), sistem demokrasi dan dinamika politik baru.
“Potensi orang Sunda belum dimanfaatkan sepenuhnya. Potensi itu antara lain berupa fakta bahwa masyarakat Sunda sebagai etnis terbesar di Indonesia, keberagaman budaya, dan wilayah atau Tatar Sunda yang luas. Potensi orang Sunda sebenarnya sangat besar, buktinya dengan kemunculan kepemimpinan nasional Oto Iskandar Dinata. Oto berperan besar dalam kemerdekaan Indonesia. Salah satunya mendorong Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan dan ada juga Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah. Sudah saatnya orang Sunda bangkit dan menjadikan kelemahan itu sebagai tantangan. Salah satunya dengan membangun kesadaran pribadi dan bersama memecahkan permasalahan yang ada,” katanya.
“Orang sunda jangan menjadi penonton sejarah, namun harus menjadi pelaku sejarah,” ujar Ferry di depan para peserta Seminar yang dihadiri oleh mahasiswa dan tokoh masyarakat Purwakarta. (Tdy/red.FOTO KPU/Spt)