
Keterangan Foto : Ketua Perludem, Didik Supriyanto dan Komisioner KPU RI, Ferry Kurnia Rizkiyansyah menunjukkan aplikasi PILKADANESIA ciptaan Didats Triadi dari tim Rimbunesia, pemenang juara 1 apps challenge code for vote 4.0, Selasa (10/11).
Jakarta, kpu.go.id – Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengatakan bahwa aplikasi akses informasi pemilihan kepala daerah (pilkada) ciptaan anak bangsa dapat bantu KPU dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, Selasa (10/11).
“Kami (KPU) berpikir dengan peluncuran ini (aplikasi akses informasi pilkada) akan membantu upaya-upaya meningkatkan partisipasi masyarakat,” kata Ferry selepas acara peluncuran aplikasi akses informasi pilkada serentak di Media Center KPU RI, Jakarta.
Sebelumnya pada 8 November 2015 lalu, KPU dan Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menggelar perlombaan pembuatan aplikasi bertajuk Pilkada Serentak Apps Challenge Code For Vote 4.0 yang terbuka untuk umum dengan dua kategori.
Kategori pertama ditujukan untuk umum, sedangkan kategori kedua adalah kategori khusus. Untuk kategori khusus terdapat segmen untuk disabilitas dan perempuan. Kedua kategori tersebut dimenangkan oleh Blindformation (kategori disabilitas) dan Gerbang Pilkada (kategori perempuan).
Perlombaan tersebut diikuti oleh 102 peserta yang memperebutkan 3 juara kategori umum, dan 3 kategori khusus. 102 peserta tersebut terdiri dari 17 peserta perseorangan dan 25 tim, dengan sekitar lima tim yang berkomperisi dalam kategori C1, empat tim kategori disabilitas, dan dua tim yang memperebutkan all females team. Daftar juara Apps Challenge klik disini.
Menurut Ferry dengan variasi aplikasi pemenang Apps Challenge tersebut dapat meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya di dua segmen tersebut. “Setidaknya dalam beberapa segmen yang kita lakukan, saya pikir ini sangat efektif,” lanjut dia.
Dengan peluncuran aplikasi pemenang Apps Challenge tersebut, Ferry berharap masyarakat bisa memanfaatkan kemudahan akses terkait informasi kepemiluan dan pilkada serentak via teknologi informasi, sehingga semua kalangan masyarakat bisa mendapatkan informasi yang komprehensif, khususnya penyandang tuna netra yang memiliki keterbatasan. (ris/red. FOTO KPU/dosen/Hupmas)