
Penggunaan Totopong (Ikat Kepala) yang merupakan ciri budaya sunda kini menjadi trend di Kota Bogor. Penggunaan totopong terus dimasyarakatkan dalam bebagai event kegiatan.
Seperti dalam rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Bogor yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bogor di Gedung Brajamustika Jalan Dr. Sumeru Kota Bogor, suasananya kental dengan nuansa sunda.
Selain para komisioner KPU mengenakan pakaian adat sunda peserta yang hadirpun diharuskan mengenakan totopong. Totopong atau iket kepala dari kain batik ini dikenakan peserta pleno yang terdiri dari para anggota PPS (Panitia Pemungutan Suara) dan PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan).
Bahkan, para pendukung pasangan calon yang menyaksikan rekapitulasi perhitungan suara mengenakan totopong. “ Kita sengaja membagikan totopong dan mengenakan pakaian adat sunda untuk menghilangkan kesan politik. Kita ingin menunjukkan pemilihan kepala daerah Kota Bogor mengedepankan asas santun, dan berbudaya," kata Ketua KPU Kota Bogor Agus Teguh Suryaman, Kamis (19/11/2013)
Penampilan anggota KPU dengan berpakaian adat Sunda membuat kesan rapat pleno yang aman, damai dan kondusif. Seluruh komisioner KPU berpakaian tradisional yang laki-laki menggunakan baju adat lengkap dengan blangkon Sedangkan anggota perempuannya berpakaian kebaya. Untuk petugas KPU laki-laki menggunakan pakaian pangsi atau baju kampret yang identik dengan warna hitam.
Sebelum memasuki ruang rapat pleno seluruh anggota PPS dan PPK yang datang diberikan totopong secara gratis. Selain itu, pelaksanaan rapat pleno juga diisi penampilan Gending dan Degung yang menjadi ciri khas kesenian sunda
“Yang jelas, kami ingin suasana pleno ini lebih kondusif, jauh dari suasana politik, sehingga bersatu dalam budaya," pungkas Agus. (yan/lan)